Rabu, 09 Februari 2011

REMIDI BUKAN BELI NILAI



Beberapa pekan terakhir hangat merebak topik "remidial" di kampus universitas pembangunan nasional (UPN) veteran yogyakarta. "Remidi bukan beli nilai. mahasiswa harus belajar keras untuk bisa mendapatkan nilai yg lebih baik. Bila mahasiswa sudah mengikuti 14 pertemuan kuliah sebelumnya, pertemuan ke 15 ini akan menjadi mudah dan menarik. Sistem penilaian remidi sama dengan sistem penilaian reguler. bisa dapat A, tapi bisa juga dapat B, C, D atau E"Ungkap Bapak Hikmatul Akbar,dosen jurusan Hubungan Internasional FISIP UPN "veteran". Pernyataan ini diungkapkan sebagai respon dari dugaan mahasiswa yang protes atas tidak relevannya biaya sks remidi yang hanya satu kali pertemuan.Bagaimana tidak issu remidi ini sudah dilemparkan pada pertengahan semester sebelumnya namun sosialisasinya tidak sampai dengan jelas ke telinga mahasiswa. Hal ini membuat mahasiswa bertanya-tanya relevansi dan tujuan diadakannya remidi. seperti pertanyaan Bernad lazar , mahasiswa semester tujuh jurusan ilmu komunikasi ini mengungkapkan bahwa biaya remidi per SKS apakah untuk membayar dosen mata kuliah bersangkutan untuk memperbaiki nilai yang kurang? tidak ada sosialisasi khusus mambahas hal ini. Banyak pertanyaan serupa yang di ungkapkan mahasiswa lain namun sosialisasi remidi tak sampai kepada mahasiswa. Remidial dilaksanakan dengan sistem satu kali pertemuan dan seterusnya sampai mata kuliah yang ingin di remidi selesai, setelah itu diadakan ujian tiap mata kuliah yang akan di remidi.Sesuai keputusan no 232 bulan 10 tahun 2010 dan surat edaran no 16 bulan 12 tahun 2010 UPN vetteran akan melakukan Remidi. Dalam ketetapannya Remidial bukanlah pengganti Semester pendek (SP) tetapi sebagai sarana mahasiswa untuk mengulang atau membenarkan nilai yang kurang baik agar mahasiswa UPN bisa lulus dengan tepat waktu. Heboh remidial ini banyak mengundang pro dan kontra serta kritik dan saran, pihak fakultas dan jurusan sanga terbuka untuk hal tersebut namun mereka meminta hal tersebut disampaikan dengan cara yang diplomatis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar