Siebert (dalam Siebert, Peterson dan Shramm, 1986) membagi system pers menjadi
1) Sistem Pers Libertarian
2) Sistem Pers Otoriterian
3) Sistem Pers Tanggungjawab Sosial
4) Sistem Pers Soviet Komunis
TEORI PERS OTORITER
Perkembangan otorisme pada pertengahan abad ke-15 juga menyebabkan timbul satu konsep otoriter di kehidupan pers di dunia, berawal di Inggris, Perancis dan Spanyol dan kemudian menyebar ke Rusia, Jerman, Jepang, dan negara-negara lain di Asia dan Amerika Latin pada abad ke-16. Dengan prinsip dasar otorisme yang cukup sederhana bahwa pers hadir untuk mendukung negara dan pemerintah. Mesin cetak yang ketika itu baru diciptakan tidak dapat digunakan untuk mengecam dan menentang negara atau penguasa. Pers bertungsi secara vertikal dari atas ke bawah dan penguasa berhak menentukan apa yang akan diterbitkan atau disebarluaskan dengan monopoli kebenaran di pihak penguasa. Konsep ini didukung oleh teori
Hegel, Plato dan Karl Marx yang pada inti ajarannya (meskipun cenderung pada konsep sosialisme) mengagungkan negara sedemikian rupa dan berpendapat bahwa negara memiliki hak dan kewajiban untuk membela dan melindungi dirinya sendiri dengan segala cara yang dipandang perlu. Kekuatan pers yang diakui sebagai kekuatan keempat (fourth estate) menyebabkan negara atau penguasa mengalami phobia terhadap pers yang selalu menjadi pihak yang pertama tahu dan biang untuk menyebarkan kelemahan dan cela atau hal-hal yang merugikan negara atau penguasa. kebebasan pers ditekan dan dilarang untuk mengkritik mekanisme politik pemerintahan dan pejabat yang berkuasa, dengan sanksi yang melatar belakanginya Izin seandainya tujuan dan larangan ini dilanggar (Pencabutan).
TEORI PERS LIBERAL
Teori pers liberal atau juga dikenal dengan teori pers bebas pertama sekali muncul pada abad ke-17 yang merupakan reaksi atas kontrol penguasa terhadap pers. Teori pers liberal adalah merupakan perkembangan dari teori pers sebelumnya,yaitu teori pers otoriter yang jelas-jelas sangat didominasi oleh kekuasaan dan pengaruh penguasa melalui berbagai upaya yang sangat mengekang dan menekan keberadaan pers. Teori ini muncul di Inggris dan berkembang pula di AS yang diawali dengan munculnya filsafat umum dengan rasionalisme dan hak azasi, juga tulisan – tulisan Milton, Locke dan Mill. Tujuan utama pers pada masa itu adalah memberi informasi, menghibur dan “berjualan”, tetapi yang paling utama adalah mencari kebenaran dan mengawasi pemerintahan. Selama dua ratus tahun pers Amerika dan Inggris menganut teori liberal ini,bebas dari pengaruh pemerintah dan bertindak sebagai fourth estate (kekuasaan keempat) dalam proses pemerintahan setelah kekuasaan pertama: lembaga eksekutif, kekuasaan kedua: lembaga legislatif, dan kekuasaan ketiga: lembaga yudikatif.
Teori Tanggung Jawab Sosial
Pers sebagai suatu sistem sosial selalu tergantung dan berkaitan erat dengan masyarakat dimana ia beroperasi. Pers itu sendiri lahir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi sehingga ia berkedudukan sebagai lembaga masyarakat (institusi sosial).Sementara itu segala aktivitas pers tergantung pada falsafah yang dianut oleh masyarakat dimana pers itu berada. Lyod Sommerlad menyatakan, sebagai institusi sosial, pers mempunyai fungsi dan sifat yang berbeda tergantung pada system politik, ekonomi dan struktur sosial dari negara dimana pers itu berada.
PERS KOMUNIS
Tamatnya pemerintahan komunis di USSR yang diikuti dengan pecahnya Uni Sovyet telah mendatangkan kehancuran dan penyusunan kembali hampir semua elemen dasar yang ada di negara tersbut. Sebagian dari proses itu disumbangkan oleh mass media, yang membawa kejatuhan dari sistem pers dan penyiaran yang lama. Glasnot, yang aslinya merupakan kebijakan resmi Partai Komunis, menurut konsepnya, seharusnya diarahkan untuk membuka diskusi kritis mengenai masa lalu negeri tersebut dan mengenai cara-cara untuk memperbaiki sosialisme di USSR, telah mematahkan belenggu sensor dan berkembang melewati semua batasanbatasan yang ada dan mengarah kepada kemerdekaan berbicara dan kemerdekaan pers.
Perestroika, bertujuan untuk menyusun kembali ekonomi dan masyarakat Soviet yang berlangsung antara 1985 dan 1991, telah menciptakan lingkunganlingkungan material yang baru menciptakan fondasi untuk perkembangan pers dan penyiaran. Tahun 1992 sampai 1994 merupakan masa yang paling tak stabil bagi Rusia, yang akan membuat setiap penelitian terancam menjadi basi saat dipublikasikan.
Perbandingan Sistem Media Massa (pers)
a.Ototarian dan Libertarian
muncul sebagai reaksi dari teori dan sistem otoritarian, tentu saja system pers Libertarian memiliki dasar yang bertolak belakang . Campur tangan media merupakan aktivitas tabu bagi negara yang menganut sistem pers otoritarian , Karena penguasa bersandar kepada negara dan karena tanggungjawab terhadap keputusan – keputusan tentang masalah masyarakat yang mengikuti penguasa. Tujuan negara ditentukan sekelompok elit penguasa, bukan dari “pasar ide”. Pemikiran pers dapat mengawasi pemerintah . Sebaliknya pada system pers libertarian Media massa menjadi control of government decisioun yang mana media bebas menyebarluaskan kebenaran fakta tanpa ada batasan dan kekengan.
b.Ototarian dan Tanggungjawab Sosial
Teoti ototarian mempunyai elemen yang sama dengan teori tanggungjawab sosial. Kedua teori ini berpendapat pers tidak dibenarkan menurunkan nilai kultural sebuah negara. Bila tujuan negara ditetapkan, dengan cara yang berbeda kedua teori itu menilai, media massa tidak boleh secara tidak bertanggungjawab mengganggu pencapaian tujuan tersebut. Kedua sistem itu melihat adanya hubungan antara tanggungjawab dan tindakan, tetapi keduanya melakukan pendekatan dari arah yang bertentangan . Kaum ototarian menolak anggapan pers bertanggungjawab dalam menentukan rencana tujuan negara itu. Karena tidak ada tanggungjawab sedangkan Teori tanggungjawab sosial, pemegang tradisi demokrasi menyatakan, rakyatnyalah yang membuat keputusan dan memberikan tugas kepada pers yang menyampaikan dan membimbing masyarakat selalu waspada dan perhatian tidak dialihkan pada hal yang tidak relevan.
c.Otoritarian dan Komunis
komunis lebih menekankan penggunaan media massa secara positif sebagai bagian dari agitasi dalam menapai tujuan revolusi dunia, sehingga penerbitannya adalah negara. Sedangkan dalam teori ototarian, penerbitan media massa dapat dilakukan orang yang mendapat izin walaupun bukan dari pihak pemerintah.
Kedua Teori ini sependapat dengan tujuan negara tidak hanya ditentukan sekelompok elit penguasa seperti yang dikatakan ototarian apalagi komunis Soviet. Jadi menurut teori libertarian dan tanggungjawab sosial memang ada “pasar ide” yang mungkin berkembang dari masyarakat luas yang juga memiliki hak menyampaikan pendapat. Kedua kelompok ini juga sependapat pers dapat mengawasi pemerintah, tetapi bila libertarian mengatakan akan terjadi proses pelurusan sendiri (self righting process) seandainya pers melakukan kekeliruan, karena nantinya publik atau masyarakat tetap akan mengambil kesimpulan sedangkan tanggungjawab sosial yang menilai dalam kebebasan tergandung arti tanggungjawab yang sepadan. Karena itu pers yang mendapat kebebasan juga harus bertanggungjawab kepada berbagai pihak, khususnya kepada masyarakat.
Daftar Pustaka
Jalaluddin Rakhmat, editor, Komunikasi Internasional, PT Remaja Rosdakarya, 1993
http://library.usu.ac.id/download/fisipol/komunikasi-heritomo.pdf
http://indahzone.blogspot.com/2008/06/-perbandingan-teori-teori.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar