Rabu, 31 Agustus 2011

Lebaran Dan Dunia Ketiga



(backsound)intro - maybeshewill
Dan kembali lagi bersama saya yang cukup tampan dan tidak begitu mempesona, , , VJ bla bla bla.

bertepatan hari raya yang hingar bingar ini saya mengucapkan SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432 HIJRIYAH.
Saya selalu merasa menjadi manusia yang paling hina dan bersalah kepada manusia lainnya setiap momen idul fitri ,dan pada momen ini pula saya memohonkan maaf yang tulus kepada semua.seringkali selain hari raya saya lupa atas kesalahan dan kehinaan saya . . .untuk itu saya bersujud mohon ampun kepada semua atas dosa dan ketidak sadaran saya terhadap hina dan dosa saya .
yahh. . .begitulah manusia sodara-sodara, hidup-berinteraksi-khilaf-salah--dosa-minta maaf-bertobat dan kembali khilaf dan berdosa lagi-begitu seterusnya. . . dan mungkin aku salah satunya... (backsound) White Shoes & The Couples Company - Kisah Dari Selatan Jakarta Mengenai backsound WSTCC diatas memang tidak ada hubungannya dengan bahasan kita kali ini namun ada sedikit yang menarik dari liriknya yaitu
jika gundah yang tuan rasa,gulana harap sebuah makna ancam hamba kan disiksa , ,tak mengapa. . .entah ada yang bertanya oh ini kisah tentang apa. . . .?
maafkan lah hamba oohh sungguhpun hamba tak kuasa. . .
cukup relevan bukan backsound kita kali ini.hahaha (tertawa tanpa menganga)

tapi kali ini ita juga tidak akan membahas tentang lagu ini ataupun bagaimana siklus manusia yang selalu tidak luput akan dosa (kita bahas dilain waktu dan kesempatan di ruang yang berbeda)

Coba kita kembali pada judul di atas yaitu. . ."Lebaran Dan Dunia Ketiga" - wow bahasan yang cukup luas dan berat menurut saya. tapi. . . itu takkan terjadi disini. bertepatan dengan idul fitri pada tahun 2011 masehi dan 1432 hijriyah ini, sudah barang tentu banyak kebiasaan yang tidak kita sadari membatu di otak dan kepala ketika mendengar kata "LEBARAN".Sebuah hari raya yang sakral dan penting dimana kita merayakan kemenangan dalam menjalankan ibadah puasa sebulan penuh di bulan ramadhan lalu.Sebuah titik dimana umat muslim selalu menanti tiap tahunnya karena banyak momen terjadi pada titik ini. Sillaturahmi senantiasa membahana,perantau nan jauh disana berpulang mudik kepada keluarga para pelajar dan bekerja dapat me-rileks-kan rutinitasnya di masa liburan ini.Sampai perputaran ekonomi nasional maupun global pun ikut berpengaruh, lihat saja bagaimana grafik angkutan transportasi mendadak naik secara spartan. dimana jalur penerbangan pesawat, pelayaran kapal laut, habisnya tiket kereta api dan macetnya jalur pantura di tiap masa lebaran (sungguh crowded meeen!!!)

Begitu pula dengan jalur perputaran UANG dan ekonomi negara. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terdaftar dalam list dunia ketiga (istilah Dunia Ketiga juga tidak disukai karena istilah ini menyiratkan pengertian yang keliru bahwa negara-negara tersebut bukanlah bagian dari sistem ekonomi global.)

Begini kaum cendikia menggambarkan pembagian ekonomi dan industri dunia

UN Human Development Index (HDI) for 2003, derived from 2005 UN HDI report. An HDI below 0.5 is considered to represent low development and an HDI 0.8 or more is considered to represent high development.
0.950 and over
0.900-0.949
0.850-0.899
0.800-0.849
0.750-0.799
0.700-0.749
0.650-0.699
0.600-0.649
0.550-0.599
0.500-0.549
0.450-0.499
0.400-0.449
0.350-0.399
0.300-0.349
under 0.300
n/a

http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:HDImap_current.png

cukup-cukup!!!kita tidak akan terlalu jauh tentang dunia ketiga, tapi dengan indeks perekomomian indonesia yang begitu kuning menyala saya tidak yakin hal itu berlaku pada saat lebaran.

kenapa??

karena. . .(saya tidak suka dengan jawaban -karena- tapi pertanyaan nya adalah -kenapa-,maka saya terpaksa)

karena pada masa lebaran semua berlomba-lomba untuk BELANJA. ya mungkin tidak semua dalam hal ini, tapi mayoritas realitanya memang begitu adanya. mungkin anda bukan salah satunya. lihat saja tulisan seorang blogger dibawah ini:

Saya pernah dengar ceramah seorang ustad untuk bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Suatu kebutuhan akan ada batasnya, sementara keinginan jika dituruti tak terbatas. Makan saja kebutuhan perut kita cukup satu piring. Lauk sederhana pun sudah mengenyangkan perut. Namun perut yang sudah penuh dan berhenti menuntut untuk diisi, akan dicemari oleh nafsu/keinginan. Masih ingin makan kue, makan yang manis-manis, cemilan atau buah. Demikian juga menu makan, nasi + sayur bening + tempe goreng + sambal = cukup membuat kenyang dan bergizi. Nah keinginan kita membuat menu sederhana ini tidak cukup, maka kita siapkan nasi + sayur sambal goreng kentang + kering tempe + perkedel kentang + semur daging + sambal tomat + kerupuk udang…..Tentu menu pertama sesuai kebutuhan akan beda biayanya dengan menu kedua sesuai keinginan.

Demikian juga persiapan lebaran. Jika mengacu pada kebutuhan, cukuplah kita belanja sarung/mukena, sandal. Bajunya yang lama masih bagus. Toples cukup tambah 2, yang tahun lalu bisa dicuci. Kue beli 2 macam saja yang manis dan yang asin, yang lain cukup dapat bingkisan dari kantor. Cat beli satu kaleng saja untuk jendela dan pintu depan, temboknya masih bagus. Atau sebaliknya cukup cat tembok, jendela dan pintu dilap pakai kain basah masih cemerlang.

Kita kadang sibuk belanja, sampai THR dan uang simpanan untuk persiapan hari raya habis akhirnya menambah hutang baru. Perlukan kita sampai berhutang dalam merayakan Lebaran? Bukankah Allah SWT tidak menyukai hamba yang berlebih-lebihan? Boleh belanja persiapan Lebaran, namun perlu diingat kemampuan keuangan kita. Buat daftar skala prioritas. Tetapkan yang penting dan merupakan kebutuhan, coret atau tunda belanja yang merupakan keinginan dan dapat ditunda pemenuhannya.

http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/20/lebaran-tidak-konsumtif-bisakah/

Wow. . .serentak dan seketika dunia ketiga seperti Indonesia dapat menadi se-konsumtif itu,bahkan mereka yang ekonomi kebawah pun menjadi bagian dari fenomena ini. Sebenarnya bagaimana kita sebagai muslim memaknai ibadah puasa, dimana Menjadi rakus saat berbuka,trlelap lebih dari biasanya,belanja yg tidak dibutuhkan mnjelang hari raya menjadi hal yang banyak kita temui di setiap bulan ramadhan (sekali lagi ,mungkin aku salah satunya)bukankah inti puasa adalah menaha nafsu, tapi malah pada perayaannya di hari raya pun nafsu kita tak terbendung adanya.

Hari Raya Idul Fitri sesungguhnya merayakan keberhasilan puasa kita juga ibadah yang lain selama Ramadhan, bukan ajang untuk berfoya-foya.


Akhir kata, marilah kita rayakan Lebaran dengan sederhana dan selalu bersyukur atas rizki-Nya. (seraya menyalakan kembang api dengan 12 kali ledakan seharga Rp 350.000,ahey!!!)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar